Esai Pribadi



 Ero no tehi: Gelombang Kehidupan

oleh: Wa Ode Aisyah N.K


  Wa Ode Aisyah Nurul Khaerunissa, sebuah nama pemberian ibunda yang melambangkan semangat. Lahir pada 4 Maret 2006 di kota yang memiliki kondisi alam yang terjaga dengan baik, saya tumbuh menjadi sosok yang berminat penuh pada hal-hal  berbau kehidupan alam liar. Sejak dini, ketertarikan saya terhadap dunia fauna tergambar dari mimpi saya untuk menjadi zookeeper yang kesehariannya berinteraksi dengan berbagai satwa liar dengan keunikannya yang mampu membuat saya tak henti-hentinya berdecak kagum. Sungguh pekerjaan impian, pikir Aisyah kecil.

 

  Memasuki usia 4 tahun, saya memulai perjalanan mengenyam pendidikan di bangku Taman Kanak-Kanak (TK). Di mulai dari jenjang paling bawah, yakni TK A yang berlangsung di kota kelahiran. Jenjang selanjutnya TK B, berlangsung di kota yang saya sebut ‘rumah’, Jakarta. Saya tumbuh besar di ibu kota setelah kedua orang tua membuat keputusan yang tanpa sadar, mengubah hidup saya.

 

  2010, saya beserta kedua orang tua  terbang ke ibu kota. Di hari-hari pertama menetap di ibu kota, nyatanya saya tidak langsung melanjutkan pendidikan TK B yang sudah separuh jalan saya tempuh di kota kelahiran. Ayah saya yang tengah melanjutkan studi magister di bidang permesinan kapal memboyong istri dan anak satu-satunya ke suatu kompleks rumah pangsa yang ada di daerah Jakarta Barat, dekat dengan tempat studi beliau. Menghuni rumah pangsa merupakan pengalaman unik bagi anak ‘kampung’ seperti saya. Tinggal di tempat yang bertingkat-tingkat, mendongak ke luar jendela langsung disuguhi pemandangan yang tidak biasa dilihat ketika berada di permukaan tanah. Asyik sekali rasanya mengingat kembali masa-masa tinggal di rumah pangsa (Apartement).

 

  Beberapa bulan terlewati, ayahanda telah diwisuda dan berhasil mendapatkan gelar yang sudah sekian lama diidam-idamkan. Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa pergantiannya. Rasa nyaman akan lingkungan baru semakin mengakar kuat di diri saya. Betapa senangnya ketika ayah dan ibu sepakat untuk menetap di Jakarta. Kedua orang tua saya memulai pencarian rumah tinggal di sekitar Jakarta Barat dengan berselancar di internet.  Rumah yang dinilai pas ternyata bukan di daerah Jakarta Barat, melainkan di daerah Jakarta Timur yang hingga sekarang menjadi tempat tinggal keluarga kami.

 

  Setelah menempati rumah baru, saya pun melanjutkan pendidikan TK B yang sempat terhenti di taman kanak-kanak yang terletak tidak jauh dari rumah. Beberapa bulan kemudian, masa belajar saya di jenjang TK B pun selesai. Pendidikan jenjang TK akhirnya tuntas. Di tahun yang sama, yakni 2012, saya memasuki jenjang pendidikan berikutnya yang tidak lain tidak bukan, Sekolah Dasar (SD). Menimba ilmu di sekolah dasar adalah salah satu masa yang paling berkesan dalam perjalanan hidup saya. Masa yang dipenuhi tawa,  dan rasa kebahagiaan lainnya yang begitu membekas. 6 tahun terlewati dengan baik. Saatnya menapaki jenjang yang lebih tinggi.

 

  SMP dibuka dengan perasaan tegang sekaligus bahagia. Bahagia karena masa SD berhasil dilewati dan tiba saatnya kembali memulai fase kehidupan yang baru. Di fase ini lah saya mulai ‘terbentuk’. Terbentuk karakter yang bisa dibilang lebih baik dari yang sebelumnya, kemampuan untuk mengontrol emosi semakin membaik, dan hal lainnya yang mulai 'terbentuk' seiring dengan kesadaran akan pentingnya membentuk kedewasaan diri.

 

  Memasuki jenjang SMA, saya mulai memiliki pandangan akan hidup saya kedepannya. Pertanyaan-pertanyaan yang acap kali muncul ketika makin dekat dengan fase dewasa seperti: Ingin menjadi apa?, akankah melanjutkan pendidikan di jenjang perkuliahan?, bagaimana cara saya dalam merealisasikan impian-impian yang begitu banyaknya? satu persatu mulai terjawab. Saya memiliki pegangan ketika melakukan sesuatu di dalam hidup saya. Ibu saya berpesan, “Selalu libatkan Allah di dalam setiap hal yang engkau kerjakan.” Dari ucapan tersebut, saya berprinsip bahwa sebagai makhluk yang rapuh, saya tidak akan mampu mengerjakan sesuatu apapun kecuali Sang Maha Kuasa terlibat di dalamnya.

Comments

Post a Comment

Popular Posts